twitter

Prinsip P'elolaan Program KIA
 
Bertujuan untuk memantapkan & meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif & efisien. Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok:
      Peningkatan pelayanan antenatal
      Peningkatan pertolongan persalinan
      Peningkatan deteksi dini risiko tinggi/ komplikasi,
      Peningkatan penanganan komplikasi
      Peningkatan pelayanan neonatal & ibu nifas

v         Pelayanan antenatal selengkapnya mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik, px laboratorium   atas indikasi, intervensi, implementasi dan evaluasi 
v  Penerapan operasional:
1.      Timbang badan & ukur  tinggi badan 
2.      Ukur tekanan darah  
3.      Ukur tinggi fundus uteri 
4.      Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid lengkap  
5.      Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan 
6.      Tes laboratorium (rutin& khusus) 
7.      Temu wicara /Konseling 
 
Selasa, 21 Mei 2013 | 0 komentar |

           
     Pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin sejak mengetahui dirinya hamil untuk mendapatkan asuhan antenatal. Salah satu tujuan dari asuhan antenatal adalah untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil.
                    
                 Dalam upaya Safe Motherhood Indonesia mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood Indonesia dan Making Pregnancy Safer (MPS) sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan, dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Sehingga semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat serta memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional. Karena itu pendekatan risiko yang dianjurkan adalah menganggap bahwa semua kehamilan itu berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses ke pertolongan persalinan yang aman dan pelayanan obstetri. Dan mencegah keterlambatan di tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan.
            Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

Macam-macam tanda bahaya kehamilan
Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut Pusdiknakes (2003) :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Masalah penglihatan
d. Bengkak pada muka atau tangan
e. Nyeri abdomen yang hebat
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
 


—-Kehamilan dengan faktor risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki keadaan tertentu sehingga menyebabkan meningkatnya risiko selama kehamilan.
 Adapun Faktor risiko pada ibu hamil oleh Poedji Rochjati dikelompokkan menjadi :

    I. Kelompok Faktor Risiko I ( Ada potensi risiko ), terdiri dari :  

       1. Primi Muda
           Terlalu Muda hamil pertma umur 16 tahun atau kurang
       2. Primi Tua Primer
          a. Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih
          b. Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih
       3. Primi Tua Sekunder
           Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih
       4. Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun
       5. Grande Multi
           Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih
       6. Terlalu Tua
           a. Umur ≤ 35 tahun
           b. Hamil umur 35 tahun atau lebih
       7. Terlalu pendek
           a. Tinggi Badan ≤ 145
          b. Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah melahirkan normal dengan bayi cukup    bulan dan hidup.
       8. Pernah gagal pada kehamilan yang lalu. Hamil yang pertama gagal, hamil ketiga atau lebih mengalami gagal 2 kali
        9. Pernah melahirkan dengan :
            a. Tarikan
            b. Uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam rahim
            c. Pernah diinfus atau transfusi pada pendarahan post partum
       10. Bekas Operasi Sesar
             Pernah melahirkan bayi dengan operasi sesar sebelum kehamilan ini.

    II. Kelompok Faktor Risiko II ( Ada Risiko )
        1. Ibu Hamil Dengan Penyakit :
            a. Anemia : Pucat, lemas badan lekas lelah
            b. Malaria : Panas Tinggi, Menggigil keluar keringat, sakit kepala
           c. Tuberculosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah badan lemah lesu dan kurus
           d. Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak
           e. Penyakit lain : HIV-AIDS, Penyakit Menular Seksual
        2. Pre eklampsia Ringan
        3. Hamil Kembar/ gemeli : Perut ibu sangat membesar, gerak anak terasa di beberapa tempat
        4. Kembar Air/ Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerak anak tidak begitu terasa, karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil
        5. Bayi mati dalam : Ibu hamil tidak terasa gerakan anak lagi kandungan.
        6. Hamil lebih bulan (Serotinus) : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 munggu belum melahirkan.
        7. Letak Sungsang
        8. Letak Lintang

    III. Kelompok Faktor Risiko III ( Ada Gawat Darurat )
         1. Perdarahan sbl bayi lahir
              Mengeluarkan darah pada waktu hamil, sebelum kelahiran bayi
         2. Pre eklamsia Berat dan atau Eklamsia

—-

| 1 komentar |